Rabu, 09 Januari 2008

Kenangan ketika OJT

Dua bulan sudah saya nikmati dengan hati ikhlas untuk hadir dalam bimbingan penyusunan laporan dan dua bulan sudah saya lewati ketikamenikmati indahnya suasana kerja ketika Praktek Industri (OJT) selama dua bulan di sebuah perusahaan yang lumayan besar dan merupakan anak perusahaan dari perusahaan yang cukup terkenal dan besar, namun direkturnya itu pernah membuat saya sakit hati. Bagaimana tidak? Sebulan pertama ketika PI saya nikmati dg suka cita di sebuah kantor salah satu departemen di perusahaan itu. NAMUN……….

Pada suatu hari ketika saya bekerja di kantor tersebut, saya sedang mengarsip dan teman saya sedang mengetik sesuatu dengan menggunakan computer. Datanglah seorang lelaki tua (kakek2) ke kantor saya. Dengan muka bingung dia melihat suasana kantor saya dan melihat apa yang saya dan teman saya kerjakan. Lalu manager dan pembimbing perusahaan saya pun bertanya padanya “ada apa pak?”. Namun kakek tua itu diam saja malah keluar dari kantor. Lalu manager saya pun menyusulnya keluar. Setelah itu, manager saya datang dengan wajah malu meminta maaf pada saya dan teman saya “de, maaf keluar dulu dari ruangan ini atau ke gudang dulu deh pklnya!” lalu saya pun ke gudang bersama teman. Ketika di gudang admin dan Kasie gudang bertanya “kenapa, ada apa?” teman saya berkata, “itu di kantor ada kakek2”. Dengan nada senyum, si admin berkata, “kakek2 itu teh namanya pak xxx dia itu direktur perusahaan ini”. Lalu kami pun duduk2 di gudang sampai waktu pulang tiba..

Keesokan harinya pembimbing dan manager saya berkata “bahwa si kakek itu teh engkongnya xxxx alias direkturnya, dia itu kecewa kok ada orang asing alias anak pkl megang2 komputer apalagi ngarsip, itu kan banyak data penting perusahaan kalau ilang gimana dan yang lebih parah lagi takut rahasia perusahaannya disebarluaskan ke luar.” Jadi kesimpulannya bahwa kami tidak boleh pkl menggunakan computer.

Lho? Sejak saat itu suasana pkl saya sangat menjemukan dan memBTkan. Gimana tidak, saya dipindah-pindah departemen dan yang lebih parah lagi selama 3 hari berturut-turut tidak kerja alias duduk2 di taman pabrik.

Sampai-sampai saya curhat ke teman2 saya lewat sms “kapan ya orang sunda punya perusahaan sendiri dan mimpin perusahaan?’ karena direktur itu turunan ncek sipit.

Rasa sakit hati dan apa yang saya alami ketika saya PI, saya curhatkan tidak hanya ke teman saya, tetapi ke orang tua saya bahkan dosen2 saya. Sampai2 saya terharu begitu perhatiannya dosen pembimbing saya pada saya ketika itu. Siapakah gerangan? Bu Mirsya.

Namun, saya masih beruntung karena ada teman saya yang lebih parah dari saya. Alhamdulillah, walaupun tidak mendapat uang insentif ketika PI saya tidak pernah mengeluarkan uang untuk transport karena ada jemputan dan alhamdulillah asupan gizinya pun cukup. Pagi makan roti dan minum susu dan siang makan biasa.

Dan adaptasi dengan karyawannya pun cepat, malah saya anggap seperti reuni keluarga. Disana, banyak teman2 ibu dan terutama teman2 bapak di kantor2 perusahaan itu. Justru itulah, saya diterima OJT disitu karena saya anak mantan karyawan di perusahaan itu dan punya orang dalamnya banyak dan juga saya punya nama disitu sebagai mantan penerima beasiswa di perusahaan itu ketika SD.

Jumat, 04 Januari 2008

Belum ada Judul

Tahun 2007 telah kita akhiri dan tahun 2008 kan kita hadapi. Masalah-masalah dalam setiap episode kehidupan kita datang silih berganti tak ada henti yang harus kita hadapi dan mencari solusi agar masalah-masalah tersebut dapat kita lewati. Memang begitulah sebagai manusia beriman haruslah menjalani hal tersebut, jika tidak tentunya kita harus intropeksi diri apakah Allah sudah tidak percaya lagi pada kita dengan tidak memberi masalah, ujian dan cobaan pada setiap diri orang yang beriman.

Apakah anda pikir jika anda telah merasa beriman masalah-masalah tidak akan datang pada diri anda. Justru sebaliknya, jika iman kita sudah terasa mantap dan tinggi pastilah masalah, ujian dan cobaan datang silih berganti dan semakin berat menimpa kita. Namun, kita harus ingat jika cobaan tersebut memang berat dan ternyata kita mampu menyelesaikannya dalam keadaan ikhlas, ridho, dan tawakal maka insya Allah derajat iman kita pun akan dinaikkan oleh Allah SWT. Dan kita pun harus ingat apakah cobaan yang menimpa pada diri kita berupa bencana yang memilukan saja? Tentu saja tidak, cobaan bisa bermacam-macam baik yang duka maupun suka. Baik itu bencana alam, kematian, masalah ekonomi, masalah social dan masalah-masalah lain. Serta cobaan yang berupa suka adalah jika kita mendapat rejeki nomplok, mendapat popularitas, serta kesenangan-kesenangan yang tiada tara tentulah hal tersebut dapat juga disebut sebagai cobaan. Sebagai contoh, jika kita mendapat rejeki nomplok tentunya kita tidak mau rejeki tersebut kita gunakan untuk maksiat, sebagai orang yang beriman dan percaya hari akhir pastilah rejeki tersebut kita gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi kita dan orang lain. Ingat! Dalam rejeki kita ada hak orang lain (kaum dhuafa, fakir miskin, anak2 yatim, dll.).

semoga masalah-masalah yang senantiasa menimpa saudara kita dan diri kita akan membuat kita menjadi orang yang besar. Saya teringat akan kalimat inspirasi “Cita-cita besar akan dibayar dengan masalah-masalah besar, dan masalah-masalah besar akan membuat kita menjadi orang besar yang sabar, kuat dan dewasa lebih cepat.”