Sabtu, 26 April 2008

PERSPEKTIF TAUFIK


Tak terasa dari detik ke menit, jam, hari, bulan, tahun, windu, dasawarsa, abad, dan millennium, itu merupakan nama dan jenis-jenis waktu. Entah berapa banyak moment yang telah menghiasi waktu tersebut setiap harinya. Masih teringat dalam benak, saat-saat bahagia dan merasa sedikit sedih ketika lulus SMA. Dimana bahwa diri ini ternyata sudah saatnya memasuki dunia baru dan lepas dari dunia sekolah. Sedih, ketika planning dan harapan untuk melanjutkan pendidikan lagi dan terjun dalam dunia kuliah alias ingin masuk sebuah universitas terhalang oleh ketiadaan materi. Namun, hal itu terbayarkan ketika diri menemukan sebuah lembaga pendidikan, dimana untuk melanjutkan pendidikan lembaga tersebut tidaklah memerlukan materi sebagaimana lembaga atau universitas lainnya yang tergolong harus merogoh kocek dalam-dalam.


Bogor EduCARE, itulah sebuah lembaga pendidikan satu tahun Administrasi Perkantoran…. Dimana diri ini mendapatkan banyak hal yang bermakna. Ilmu pengetahuan sebagaimana mestinya, akhlak yang membuat seseorang mempunyai sikap terpuji, persahabatan dan persaudaraan yang tanpa memandang suku, jenis kelamin dan usia, kekeluargaan/keluarga yang membuat siswa dan guru layaknya anak dan orang tua. Itulah beberapa hal yang telah dirasakan dan didapat oleh diri ini dan diri yang lainnya selama belajar, bermain, bersilaturahmi di Bogor EduCARE.


Saya teringat akan pernyataan dari seorang ulama yang mengatakan “yang paling jauh di dunia ini adalah hari kemarin”. Dan memang iya dan benar, bahwa hari kemarin memanglah sangat jauh dan bahkan kita tidak akan lagi menemukan dan merasakan hari kemarin itu. Suasana belajar yang serius dibumbui canda gurau, mengerjakan tugas-tugas yang mau tidak mau harus dikerjakan, dimarahi atau bahasa halusnya dinasehati oleh dosen, adalah beberapa hal yang termasuk dalam hari kemarin, yaitu hari dimana saya dan saudara yang lain masih berstatus murid Bogor EduCARE. Yang berarti, hal itu tidak akan saya rasakan lagi dan akan tetap abadi dan utuh hanya menjadi sebuah kenangan.


Teman-teman seperjuangan baik laki-laki bagi yang merasa dirinya ikhwan dan perempuan bagi yang merasa dirinya akhwat di angkatan 10 ini, sudah tidak belajar lagi di Bogor EduCARE dan lepas dari Bogor EduCARE bukanlah akhir dari segalanya. Namun mungkin bisa dikatakan sebagai awal dari menapaki dunia sesungguhnya. Yaitu; Dunia yang membuat kita harus berjuang mencari rejeki sendiri karena sudah kurang pantas lagi kita menerima rejeki dari pemberian orang tua, dunia kerja yang penuh dengan kepahitan dan kebahagiaan, dunia entrepreneur yang penuh dengan cobaan dan persiapan yang matang, dunia dimana kita harus siap mandiri, dunia dimana bila diri mampu terjun kembali ke dunia menuntut ilmu di sebuah universitas dan dunia dimana kita harus segera mencari pasangan hidup kita di dunia ini agar kita bisa mempunyai keturunan hingga cucu buyut kita, hingga suatu saat kita bisa menceritakan pengalaman suka duka belajar di BEC kepada anak cucu kita.


Ujian demi Ujian telah dilewati, detik-detik mendebarkan saat-saat pembagian Kartu Hasil Siswa tiap catur wulan telah kita maknai, Praktek Industri telah kita kerjakan dan rasakan betapa kerasnya dunia kerja itu namun tergantung cara orang memandang bagi saya sih suka duka bersatu padu…


Bimbingan laporan dengan seorang dosen yang sikap keibuannya begitu besar telah saya laksanakan dengan meninggalkan banyak kenangan dan makna yang berharga betapa indahnya dan bahagianya bila diri merasa diperhatikan dan didengar segala curhatannya dan diberikannya support, nasehat yang membuat diri merasa termotivasi, meski setelah itu bimbingan laporan telah usai dan ujian sesungguhnya yaitu disidang dan hasilnya alhamdulilah telah berlalu masih saja diri ini merasa perlu untuk diperhatikan oleh dosen pembimbing ini. Beberapa curhatan telah disampaikan baik langsung maupun tidak langsung pada dosen tersebut, beberapa sapaan hangat selalu menghiasi setiap pertemuan, dan tak kalah pentingnya support dan perhatian masih saja tercurah dari diri dosen ini, wisuda yang penuh kebahagiaan dan keterharuan sudah berlalu begitu saja, tinggallah foto yang akan membuat diri ini mengenang kembali moment berharga itu, foto saat-saat diri ini berpakaian rapi dengan jas dan dasi, foto saat diri ini dengan seseorang yang sangat dicintai, yaitu ibu kandung dan foto saat diri bersama orang yang meninggalkan banyak moment di Bogor EduCARE, yaitu dosen pembimbing saya, Bu Mirsya. (Mrs. Mirsya Thank you very much)


Yang bisa saya katakan pada kesempatan ini, hidup ini hanya sekali, masa depan masih panjang bagi orang yang merasakan hal itu dan bagi yang merasakan masa depan sangat dekat bersiap-siaplah menghadapinya, dan suatu saat kesuksesan itu harus segera diraih. Entah bagaimana bentuknya tiap orang menanggapi sebuah kesuksesan itu menurut perspektifnya masing-masing.

Jumat, 25 April 2008

WISUDA

Sabtu, 19 April 2008 adalah suatu moment yang sangat berharga bagi diri ini dan teman-teman seperjuangan angkatan 10 BEC. Suatu moment yang harus dibayar dengan mahal dalam segala hal, baik itu fisik maupun non fisik. Pikiran dan materi telah kita upayakan selama belajar di Bogor EduCARE bahkan tenaga telah kita pakai. Akankah wisuda ini menjadi bukti, bahwa mendapatkan sesuatu yang berharga haruslah kita berusaha dengan sesungguh-sungguhnya dan menyiapkan segala hal untuk memperoleh hal tersebut.

Pagi itu, saya dan anggota keluarga yakni ibu, kakak dan adik tercinta memenuhi undangan untuk menghadiri acara wisuda saya, yakni wisuda VI Angkatan 10 Bogor EduCARE di gedung alumni IPB Baranang Siang, Bogor. Nampak rona bahagia terlihat di wajah teman-teman seperjuangan yang akan diwisuda pada hari itu. Sapaan hangat dengan beberapa teman dengan kerabat dan keluarganya, suasana kekeluargaan mengisi acara wisuda itu.

Saat-saat mendebarkan ketika diri melihat dan bertemu langsung dengan seseorang yang sangat berjasa dalam memfasilitasi pendidikan gratis ini. Seorang presiden direktur perusahaan swasta di negeri ini dan merupakan adik kandung dari wakil presiden kita, yaitu bapak Ir. H. Ahmad Kalla. Perasaan senang dan terharu ketika hati menerima sebuah sertifikat serta tak lupa ketika diri ini dikalungkan sebuah medali. Sungguh merupakan momen yang akan menjadi satu kali dalam hidup ini.

Perasaan malu dan kasian ketika melihat siswa terbaik angkatan 10 BEC ini terjatuh, membuat hati bertanya-tanya entah sebuah teguran dari sang Penciptakah atau memang sudah takdir. Heningnya para hadirin mendengarkan acara sambutan-sambutan digelar, namun ada juga beberapa orang dari peserta wisuda yang tidak memperhatikan orang yang memberikan sambutan didepannya. Entah tidak punya rasa malukah mereka atau memang suka sikapnya begitu jika ada orang berbicara didepannya mereka tidak mau menyimak.

Menyanyikan lagu kebangsaan dan mengucapkan janji alumni adalah sebagian dari acara yang dilakukan langsung oleh peserta wisuda. Pembacaan doa membuat hati ini bergetar alangkah nistanya diri kita jika kita tidak mau mengingat dan meminta segala sesuatu pada sang pencipta kita Allah SWT. Penutupan, merupakan rangkaian dari acara penutup dengan meninggalkan segala cerita dari acara formal ini. Setelah itu, barulah merupakan acara yang dinanti-nanti yaitu foto-foto. Foto-foto? Memang iya merupakan bagian segmen yang dinanti-nanti. Sebagai contoh, saya sudah jauh-jauh hari bertanya kesana kemari, siapa yang mempunyai kamera digital akan kupinjam. Namun, hasilnya nihil. Akhirnya, saya nyerah dan berkata pada salah seorang anggota keluarga saya, yaitu kakak saya agar dicarikan kamera digital untuk dibawa pada event acara yang berharga itu. Dan alhamdulillah, kakak saya mendapatkan kamera digital itu dengan meminjam dari salah seorang temannya. Rejeki memang tidak kemana, sehari sebelum wisuda paman saya menawarkan handycam untuk dibawa pada acara wisuda ini. Sayang namun sayang, handycam yang dibawa oleh kakak saya pada acara formal ini tidak dapat digunakan, karena sesuai kesepakatan panitia yang hanya boleh mengambil gambar dan video adalah pihak panitia. Jadi intinya, pada selama berlangsungnya acara wisuda itu kakak saya tidak merekamnya.

Pada acara sesi foto berlangsung berbagai macam fose dan gaya dilakukan oleh semua pihak untuk mengabadikan diri mereka pada sebuah gambar 2 dimensi. Peserta wisuda, orang tua dan anggota keluarga, kerabat dari peserta wisuda, dosen-dosen, tak terkecuali pak Ahmad Kalla sendiri semuanya larut dalam sebuah momen untuk mengisi kenangan berharga ini.

Saya sendiri pun tak luput dari momen ini, berbagai tempat, berbagai pihak saya ajak untuk mengisi kenangan pribadi saya. Teman-teman seperjuangan, orang tua, adik dan kakak tercinta, tak ketinggalan dosen yang saya kagumi saya ajak untuk berfoto bareng. Namun, saya kecewa karena hanya satu dosen yang bisa saya ajak untuk berfoto bareng dengan saya, yaitu dosen pembimbing saya ketika menulis laporan. Entah karena saya tidak sempat atau mereka yang tidak sempat…. Hanya akan menjadi sebuah pertanyaan???

Teriring doa, semoga diberikan kesembuhan, ketabahan kepada saudara dan sahabat kita, Yana Badri Salam yang pada kesempatan itu tidak dapat menghadiri acara yang sangat dinanti oleh siswa BEC pada umumnya karena sebuah musibah kecelakaan dirinya yang kini atau sudah pulang dari rumah sakit.