Sabtu, 13 Desember 2008

Ya Begitulah...


Entah mengapa dan kenapa akhir-akhir ini diri ini diliputi oleh rasa malas, malas dalam bekerja, belajar mencari ilmu, memotivasi diri dan malas bikin artikel. Buktinya semenjak lebaran idul fitri saya belum pernah posting artikel di blog lagi. Sebenarnya inspirasi untuk dijadikan artikel tuh banyak, namun rasa malas untuk mengembangkannya agar menjadi artikel dan cerita yg menarik selalu hinggap pada diri ini. Entah datangnya darimana rasa malas itu muncul kalau bukan dari diri sendiri. Rasa malas dalam bekerja, yang membuat suasana kerja yg tak semangat sehingga seringkali raja jenuh itu muncul. Rasa malas belajar mencari ilmu seperti membaca buku dan mengkaji dan mengaji ilmu2 agama, serta rasa malas memotivasi diri dengan jarang membaca buku2motivasi yang notabene it's my hobby. Ya begitulah, jikalau seandainya ada sesuatu hal yang belum dilakukan dan belum tercapai hati ini selalu menggebu-gebu. Hati yang merasa harus mencari tempat yang lebih baik dalam bekerja dan hati yang merasa ingin mencari sebuah arti dunia kerja sesungguhnya yang layak dan wajar.

Setengah tahun sudah saya menjalani kehidupan di dunia kerja yang membuat diri ini mendapatkan banyak ilmu, manfaat, serta pengetahuan. Namun setengah tahun sudah saya mengetahui dan mengamati dengan seksama ada suatu hal yang tak wajar dan tak layak di dunia kerja saya mencari nafkah dan menjemput rejeki sehingga membuat diri-diri yang ada di dunia kerja kejenuhan selalu hinggap. Jam kerja yang gila yang tak mengenal waktu tanpa adanya aturan batas jam kerja yang jelas membuat saya dan yang lainnya geram dan berontak. Dengan memakai aturan kerja seberesnya setelah itu boleh pulang, yang mau tak mau di luar jam kerja pun harus dilakukan dan diselesaikan tanpa adanya kompensasi dalam hal ini uang tambahan/uang lembur. Sungguh diri ini dan diri yang lainnya membuat sesak. Gaji pokok yang sangat jauh dari kelayakan yang tak layak disebut gaji melainkan upah, karena memakai sistem uang harian lumayan lah, 25rb. Bukan saya benci pada perusahaan ini, namun sungguh kecewa akan sistem yang diterapkannya. Bagaimana tidak, sempat terbersit dari mayoritas karyawan ini bahwa perusahaan ini tidak menghargai dan tidak memenuhi hak-hak karyawannya.

Walaupun demikian, saya masih beruntung masuk jam 8 pagi pulang sebelum dan setelah maghrib bisa dikatakan pulang cepat karena karyawan yang lainnya bisa mencapai jam 10-11 malam tanpa adanya kompensasi uang lembur. Namun ada yang lebih parah dari itu, temanku masuk jam 1/2 6 atau jam 6 pagi pulang bisa mencapai jam 10 malam. Ngapain aja tuh? Ya kerja lah... Yang sangat miris tuh adalah karyawan yang bekerja di malam hari, namun masuk kerja jam 5 sore pulang ya sampai kerjanya beres sampai 6 atau 7 pagi. Separuh dari kehidupan dalam hari-harinya dihabiskan dan dipakai untuk kerja.

Ya begitulah, kita hidup dan tinggal di negara yang katanya negara hukum, yang dalam aturan ketenagakerjaan pun pasti ada hukumnya bagaimana perusahaan dalam hal ini pengusaha atau pemilik perusahaan memperlakukan karyawannya dengan layak dan baik. Maksud anda paham kan, maksud dari kalimat itu? ya ada kaitannya dan saya sedang menyindir hukum di negara kita dan manajemen perusahaan tempat saya bekerja. Apakah mereka tak buta dan tak tuli, hampir setiap hari perusahaan ini ada saja karyawan yang resign/mengundurkan diri. Ada yang tak betah karena jam kerja yang gila dan tak nyaman dan tak senang imbalan yang didapatkan dari kerjaan itu. Harusnya mereka (manajemen perusahaaan) berpikir mengapa hal itu terjadi?

Ya begitulah, mereka hanya berpikir gitu aja kok repot? kalau karyawan banyak yang mengundurkan diri ya cari dan rekrut karyawan lagi karena toh kenyataannya di indonesia lebih spesifik lagi masyarakat disekitar perusahaan itu juga banyak yang masih nganggur. Ngapain gaji gede2 karena bagi sebagian masyarakat upah seperti itu gaji gede. Bukan maksud hati menjelek-jelekkan salah satu pihak dan tidak mensyukuri, namun mau gimana again saya sudah lama ingin menulis dan membuat artikel ya wajar kan taufikdiary. Isinya diary2 saya.

Maksud dari bukannya tak mensyukuri? Jika ada yang lebih baik dari segi penghasilan dan kenyamanan kerja di tempat lain apa boleh buat saya keluar dan pindah ke perusahaan baru tersebut. Jika tidak, mau tidak mau yang tentunya hati ikhlas saya terima dan bekerja di tempat saya bekerja. dan berharap, semoga perusahaan ini nantinya menjadi lebih baik, baik dari segi kualitas, kuantitas, kinerja dan perlakuan bagi pekerjanya menjadi lebih baik. Amin

Apakah mungkin sahabat2ku yang seguru seilmu dari Bogor EduCARE setempat pekerjaan, satu persatu pergi dan berpisah dari tempat kerja yang selama ini suka dan duka kita rasakan bersama. Namun, demi kebaikan masing2 pihak persahabatan takkan pernah pudar walaupun kita berbeda-beda profesi dan kerja.

Tidak ada komentar: